Salam...

Kamis, 14 Maret 2013

Khutbah Jumat: Akhlaq Mulia adalah Sasaran Dakwah Rasulullah SAW


Suatu ummat akan abadi dan jaya

Bila budi akhlaq masih ada padanya
            Ummat itu akan hancur dan binasa
            Bila akhlaq dan budi telah tiada.

Begitu bunyi madah penyair Mesir yang bernama Syauqi Bey.
Hal ini sejalan dengan hadist Rasulullah saw yang terkenal:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq”.

Seterusnya silahkan download disini!...



Download Button

Senin, 11 Maret 2013

Proposal Budi Daya Ikan Tambak

Salam Blogger...
Di hari Nyepi ini aku ingin membagikan proposal tambak ikan. Bagi yang memerlukan silahkan download dengan meng-klik dibawah ini!

Download Button

Kamis, 07 Maret 2013

Post Hegemony XIV: Laa haula walaa quwwata ilabillahil aliyyil adhiim


       Setelah khalwat  selama enam  hari di ruang samping mushola, pada malam hari ketujuh Obeth keluar menemui Guru  Sufi yang sedang duduk di teras mushola ditemani Sufi tua, Sufi Sudrun, Sufi Kenthir, Dullah, dan Sukiran. Dengan suara bergetar Obeth  mengucap salam dan berkata kepada  Guru Sufi,”Saya sudah menemukan Kebenaran dari semua yang sudah pernah  Mbah Kyai sampaikan. Saya sadar, selama ini pikiran dan jiwa saya sangat dihegemoni oleh dogma, doktrin dan mitos masyarakat awam  yang diyakini banyak orang sebagai suatu kebenaran  umum.”
    Guru Sufi tersenyum dan berkata,”Apa itu tentang Kebenaran faktual di balik kalimat Laahaula walaaquwwata ilabillahil aliyyil adhiim?”
    “Benar sekali, Mbah Kyai,” sahut Obeth dengan nafas naik turun.
    “Apa yang telah sampeyan alami selama khalwat sampai sampeyan menyadari Kebenaran kalimah Laa haula walaa quwwata ilabillahil aliyyil adhiim yang bermakna “tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung?” tanya Guru Sufi.
    “Ee sewaktu saya tenggelam dalam kekhusyukan  tanaffus dan tadzakkur,” ungkap Obeth menjelaskan,”Saya tiba-tiba merasakan bagaimana jantung saya berdetak, saya juga merasakan bagaimana keluar dan masuknya nafas serta getaran dari aliran darah saya. Saya merasakan itu semua Mbah Kyai.”
    “Setelah itu?” tanya Guru Sufi dengan suara ditekan.
    “Tiba-tiba saya merasakan ada sesuatu di kedalaman jiwa saya yang mengungkapkan fakta tentang bagaimana  detak jantung saya  ternyata berdetak sendiri tanpa bisa saya kendalikan. Saya terkejut dan sadar akan kenyataan faktual itu. Tetapi sesuatu di kedalaman jiwa saya itu mengungkapkan  kenyataan faktual tentang  keluar dan masuknya nafas saya yang  ternyata tidak bisa saya kendalikan,” kata Obeth bergetar.
    “Setelah itu?”
    “Sesuatu di kedalaman jiwa saya itu terus mengungkap kenyataan-kenyataan faktual yang tak tersanggah bahwa kita itu sejatinya tidak memiliki daya dan kekuatan apa pun, bahkan sekedar daya dan kekuatan untuk mengatur segala sesuatu yang melekat pada diri kita,” kata Obeth menenangkan diri.
    “Setelah sadar bahwa sampeyan tidak bisa mengatur detak jantung dan tidak pula bisa mengatur keluar dan masuknya nnafas, apalagi kesadaran yang sampeyan capai?” tanya Guru Sufi.
    “Sesuatu di kedalaman jiwa saya mengungkapkan bagaimana saya tidak punya daya dan kekuatan untuk  mengatur tumbuhnya rambut di kepala saya, tumbuhnya kumis dan janggut saya, tumbuhnya alis mata saya. Saya juga sadar bahwa saya ternyata tidak punya daya dan kekuatan untuk mengatur tumbuhnya kuku di jari tangan dan kaki saya. Saya sadar bahwa saya tidak punya daya dan kekuatan untuk mengatur sirkulasi darah dan unsur-unsur kimiawi di tubuh saya. Semua yang ada di dalam tubuh fisik saya bergerak dan berjalan sendiri di luar kontrol dan kendali saya,” kata Obeth menjelaskan.
    “Padahal selama ini bagaimana pandangan sampeyan?”
    “Seperti umumnya orang-orang yang pikirannya terhegemoni pandangan awam yang naif bahwa diriku adalah milikku yang kugerakkan sesuai keinginan dan kehendakku,” kata Obeth tegas,”Dan itu ternyata keliru dalam memaknai Kebenaran faktual.”
    “Berarti selama ini samnpeyan ikut pandangan “Aku” yang diagungkan Chairil Anwar ya?”
    “Tepat sekali Mbah Kyai,” sahut Obeth,”Selama ini saya meyakini kebenaran “Aku”-nya Chairil Anwar yang berkhayal seolah memiliki daya dan kekuatan untuk menentukan jalan hidup sendiri sebagai manusia eksistensialis. Dan ternyata, pandangan dan keyakinan saya itu tidak benar secara faktual.”
    “Jadi yang Benar secara faktual sekarang ini menurut apa?” tanya Guru Sufi
    “Laa haula walaaquwwata ilabillahil aliyyil adhiim.”
    Para sufi bertepuk tangan dan satu demi satu saling menyalami Obeth yang dinilai telah memperoleh kenaikan maqam ruhani karena telah berhasil mencapai kesadaran yang berbeda dengan kesadaran seumumnya masyarakat. Namun untuk maqam itu, Obeth belum diberi gelar khusus sebagai sufi meski Dullah sudah mengusulkan gelar “Sufi Koming” untuknya.           

 Tulisan ini bersumber dari Sahabat Agus Sunyoto

Rabu, 06 Maret 2013

Khutbah Jumat: Perenungan Diri Setelah Maulid Nabi

Assalamu'alaikum...
Tiba saat memposting konsep khutbah yg insya Allah jg akan saya bacakan besok. Berikut intisarinya:
Rasulullah adalah figur yang lengkap yang sangat dan harus kita teladani. Peringatan Maulid Nabi yang sudah banyak berlalu tahun ini seharusnya menjadi momentum untuk merenungi apakah kita termasuk ummatnya yang menjadikan beliau tauladan dalam hidup. Apapun profesi dan pekerjaan kita selama itu dalam konteks kebaikan maka rujukan moralnya adalah Rasulullah saw. Bukankah didalam Al Quran pun Allah menjelaskan bahwa Rasulullah adalah tauladan terbaik?... selanjutnya silahkan Akhi/Sahabat/Saudara/Bapak untuk mengklik link downloadnya dibawah ini:

Khutbah Jumat: Perenungan Diri Setelah Maulidurrasul Download Button

Download gratis contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Karya Ilmiah (KI)

Met malam blogger....
Malam ini aku ingin bagi2 file Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi yang minat silahkan download dibawah ini:
Pilih trus klik dibawah ini ya!.. 

Penelitian Tindakan Kelas mapel MatematikaDOWNLOAD
Penelitian Tindakan Kelas mapel PKnDOWNLOAD
Penelitian Tindakan Kelas mapel Bahasa IndonesiaDOWNLOAD
Penelitian Tindakan Kelas mapel IPSDOWNLOAD
Contoh-contoh Judul Penelitian Tindakan KelasDOWNLOAD
Contoh-contoh Judul Penelitian Tindakan KelasDOWNLOAD

Semoga Bermanfaat. Salam...



Senin, 04 Maret 2013

SIAPA YANG DIINGINKAN KAPITALISME?


Menelusuri Sosok Calon Presiden 2014-2019 Yang Akan Dijagokan Kapitalisme

Negara ini memang telah berusia diatas 67 tahun. Seharusnya  diusia itu kemandirian negara tidak lagi dipertanyakan. Tapi berbeda dengan negara kita, diusia yang sudah memasuki usia senja itu, negara kita seharusnya sudah mandiri, rakyatnya pun sudah bisa berpikir mandiri. Artinya sudah dapat menentukan keputusannya sendiri. Tanpa harus “digiring” oleh keinginan sekelompok orang baik itu dari luar maupun dari dalam bangsa ini.
Sudah seharusnya kita memilih pemimpin berdasarkan keputusan kita sendiri, dengan kearifan cara pandang masyarakatnya sendiri. Rakyat tahu apa yang diinginkannya. Rakyat mengerti bagaimana figur pemimpin yang bisa membawanya bisa lebih sejahtera. Setidaknya pemimpin yang tidak membuatnya antri membeli beras, antri membeli BBM, bisa menikmati tempe dan berbagai kebutuhan primer lainnya.
Tapi negara kita memang adalah bagian dari sebuah sistem dunia yang keras. Dimana “kekerasan” ini tercipta karena nafsu serakah para penganut kapitalisme dan hedonisme. Imperialisme kapitalis memang tidak pernah ikhlas menyerahkan kemerdekaan dan kedaulatan sejati untuk rakyat Indonesia bahkan negara-negara lainnya. Mereka terus menancapkan kuku-kukunya disemua belahan dunia melalui agen-agen yang tidak kasat mata.
Di usia 67 tahun lebih ini, negara kita telah mengalami 6 kali pergantian presiden dengan 6 karakter yang berbeda juga. Karakter setiap presiden selalu diinginkan sejalan dengan kehendak para imperialisme kapitalis. Jika tidak maka pemimpin tersebut biasanya tidak akan bertahan lama. Lihatlah! Soekarno yang begitu gagah dengan konsep nasionalismenya, akhirnya tidak mampu melawan hegemoni kapitalis yang memang sangat jatuh cinta dengan sumber daya yang ada di Indonesia. Melalui restu kaum kapitalis Soeharto naik bertahta menggantikan Soekarno. Melihat sepak terjangnya selama 32 tahun berkuasa, Soeharto merupakan sosok yang dijadikan penjaga kepentingan kapitalis di bumi pertiwi ini. Ketika Pak Harto sudah dianggap tak mampu lagi menjaga kepentingan para kapitalis (khususnya pihak asing), maka dengan menyerang sendi-sendi perekonomian Indonesia Pak Harto pun harus lengser keprabon.
Dimasa transisi, naiklah Habibie menggantikan Soeharto –yang memang ketika menjadi wakil presiden tentunya telah mendapat restu. Mungkin bukan murni persoalan like and dislike oleh imperialisme karena Habibie rupanya juga mendapatkan resistensi yang kuat dari sebagian besar rakyat yang masih memasuki fase sangat anti dengan hal-hal yang berbau orde baru sehingga tidak dapat melanjutkan kepemimpinannya untuk periode ke-2. Pasca Habibie, keadaan memang seolah susah dikendalikan oleh para kapitalis karena bersatunya seluruh elemen pro demokrasi. Sehingga keinginan kapitalis berbeda dengan hasil para wakil rakyat di Senayan yang saat itu “terpaksa” mengambil jalan tengah. Sehingga dipilihlah Gus Dur untuk menjadi presiden mengalahkan Megawati yang sejatinya lebih disukai oleh kaum kapitalis.
Keberadaan Gus Dur yang sejak dulu membawa energi perlawanan kepada imperialisme kapitalis asing membuat golongan penjajah ini tidak nyaman menjalankan segala kepentingannya di bumi pertiwi ini. Meskipun secara substansi Gus Dur telah membuat banyak perubahan bagi negara ini menuju negara demokrasi tapi dia tetap menghadapi rongrongan. Sehingga melalui rekayasa politik yang tinggi Gus Dur harus tumbang dan digantikan orang yang dulu pernah dikalahkannya, Megawati. Pergantian kepemimpinan ini membuat para kaum kapitalis baik asing maupun lokal sedikit bernafas lega dan mampu melakukan konsolidasi untuk mempersiapkan “Sang Penjaga Baru” yang lebih kooperatif dengan kepentingan mereka sekaligus  figur yang lebih bisa diterima oleh rakyat.
Kemudian, dibuatlah opini untuk membentuk persepsi masyarakat bahwa SBY adalah sosok yang paling ideal untuk memimpin negara ini. Hasil pemilu pun sangat sesuai dengan keinginan mereka. Bahkan sampai dua kali, SBY tetap terpilih secara meyakinkan dan dianggap memiliki legitimasi yang kuat dari rakyat.
Kini, setelah SBY tidak dapat lagi melanjutkan “tugasnya”, telah banyak tokoh yang muncul kepermukaan untuk “ditawarkan” kepada rakyat sebagai penggantinya. Sangat susah menebak karena tingkat eskalasi politik yang sangat tinggi saat ini. Dimana banyak partai politik besar mengalami perpecahan dan guncangan. Nasdem yang dulu sempat dianggap memiliki kans untuk berkuasa tapi juga mengalami perpecahan internal. PKS yang sebenarnya juga masuk dalam sistem yang diinginkan kapitalis, kini kekuatannya direduksi agar tidak betul-betul menjadi besar. Demokrat yang dulu dijadikan kendaraan politik kaum kapitalis kini juga mengalami guncangan hebat pasca ditetapkannya mantan ketua umumnya Anas Urbaningrum menjadi tersangka oleh KPK.
Kita masih menanti siapa yang diinginkan para kaum komsumtif ini. Kita berharap rakyat harus bisa menilai kecendrungan penggiringan para kapitali Dus,  jangan dituruti!. Karena kita pemilik bangsa ini? Bukan mereka..... MERDEKA!!!. 

NEGERI SEJUTA KONSPIRASI



Sebuah Catatan Kecil tentang Proses Rekrutmen Penyelenggara Pemilu di Kecamatan

Judul  diatas sepertinya mengesankan suatu keadaan “mengerikan”  tentang sebuah Negara. Ironisnya Negara yang dimaksud adalah Negara yang penduduk muslimnya terbesar di dunia, Negara yang selalu mengedepankan prinsip kebersamaan – kata Bung Hatta, inilah karakter bangsa yang karena itu sangat cocok dengan prinsipm ekonomi koperasi -, negeri yang terkenal dengan keramahtamahannya.
Hampir semua orang yang sudah berakal di negeri ini mahfum jika Negara ini sangat kental dengan praktek konspiratif di semua lini kehidupan. Sehingga hampir-hampir tidak ada ruang untuk mengedepankan kapasitas individu dan kualitas moral dalam sebuah perebutan posisi-posisi strategis bahkan ditingkat pemerintahan terkecil sekalipun.  Dan, inilah yang membuat saya sedikit “terkejut” karena saya berpikir bahwa praktek konspiratif hanya terjadi di level yang tinggi kecuali hanya sebagian kecil di level bawah. Tapi rupanya konspirasi memang telah tersistem dinegara ini sehingga hipotesa bahwa Negara ini merupakan Negara yang penuh konspirasi  menjadi kenyataan.
Penulis tahu, bahkan mungkin semua orang untuk menjadi anggota penyelenggara pemilu atau Komisi Pemilihan Umum (KPU) baik nasional maupun daerah integritas, kapabilitas serta kapasitas saja tidaklah cukup untuk mengantarkan seseorang menjadi anggota KPU. Tapi, kita pun tahu bahwa sebelum menjadi “pemenang”  proses seleksi yang ketat harus dilalui terlebih dahulu. Mulai dari tes tertulis, lisan kemudian uji public. Artinya sebelum melakukan lobi untuk menjadi anggota KPU/KPUD terpilih seseorang harus terlebih dahulu dinyatakan sebagai terbaik 10 besar. Sehingga orang-orang yang terpilih nanti betul-betul orang yang minimal punya kapasitas terbaik.
Hal ini sangat berbeda untuk menjadi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang terkesan proses rekrutmennya asal-asalan, sekedar formalitas belaka –padahal PPK merupakan ujung tombak penentu pemilu yang jurdil, merekalah yang mengelola data dilapangan-. Tidak ada tes tertulis pemahaman seseorang tentang pemilu. Tes lisan (interview) dengan pertanyaan ala kadarnya seperti apa makna integritas, apa tugas PPK, bagaimana membangun kerja sama diantara anggota, pendidikannya apa, berapa jumlah desa di kecamatan bersangkutan dan mungkin sedikit ngobrol-ngobrol tentang pengalaman dalam pelaksanaan pemilu. Seseorang yang berpendidikan S1 hampir pasti bisa menjawabnya dengan lugas kecuali yang lulus dengan nilai “beli” atau nilai konspirasi juga…
Tapi, bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dengan baik tidaklah cukup membantu tanpa adanya lobi atau masuk dalam jejaring konspirasi. Lihatlah, bagaimana ketika seorang eks ketum organisasi mahasiswa berkelas provinsi, eks aktivis organisasi pergerakan berkelas nasional, mantan pengurus KNPI provinsi tidak lulus “hanya” dalam pemilihan anggota PPK hanya karena tidak melakukan lobi secara massif... Dan, ironisnya orang-orang yang “mengalahkannya” juga bukanlah pribadi-pribadi dengan kapasitas besar atau orang-orang yang mengerti mengelola pemilu yang  demokratis!?...
Jawabnya: karena Negeri ini bukan untuk mereka yang memiliki kapasitas mumpuni kecuali mau masuk dalam jejaring konspirasi yang telah membudaya…
Pebenaan, 19 Februari 2013.

PUISI: Balada Sang Pemburu

Setelah sekian lama gak memposting, kini aku ingin hanya sekedar sharing rasa dihati ini melalui sepenggal puisi...

BALADA SANG PEMBURU 
Karya: Rahman Masiga 

Saat kumulai memandang dunia
Ku membayangkanmu
Saat mentari mulai menyinari cakrawala
Ku lalu mengejarmu
Saat mentari lurus diatas kepalaku
Ku terus memburumu
Saat mentari mulai memerah ku masih menerawangmu
Bulan pun mengganti tugas sang surya
Tapi ku tetap merinduimu
Ketika mimpi telah mendekapku
Kau seolah hadir didalamnya
Kini diparuh waktuku
Kau belum jua hadir
Aku begitu rindu kau mengakrabiku
Kini kumulai menua
Sang Penentu Takdir belum membawamu ke ujung pemburuanku
Aku begitu rindu kau nyata
Ku pun terus memburumu
Tapi lawanmu yang ku setubuhi
Belantara Riau, 21 Februari 2013